Kamis, 28 Juli 2011

Ketakutan Pada Anak Di Awal Masuk Sekolah

Minggu ini sekolah sudah dimulai, bagi anak-anak yang sudah bersekolah di tahun kedua dan seterusnya mungkin hal ini menjadi sesuatu hal yang menyenangkan.Bagi anak-anak yang pertama kali masuk sekolah baik itu TK maupun SD, mereka juga senang, tapi sesampainya di sekolah, banyak yang menangis dan minta pulang ke rumah.Padahal orang tua sudah menyiapkan seragam baru, perlengkapan sekolah baru, dan biaya masuk sekolah yang tidak sedikit.Pemandangan seperti ini umumnya terjadi di 2 minggu pertama masuk sekolah.
Cara orang tua menghadapi tangisan anak ketika takut masuk sekolah itu menjadi sesuatu yang penting. Karena ini akan menentukan apakah tangisan sebagai bentuk kecemasan itu akan hilang setelah 2 minggu dan akhirnya anak senang serta mau mengikuti kegiatan di sekolah, atau justru kecemasan itu tidak hilang dan anak tetap menunjukkan kecemasan ketika berada di sekolah, atau bahkan akhirnya tidak mau pergi ke sekolah sama sekali.
Mengapa anak menunjukkan reaksi menangis ketika pertama kali masuk sekolah?Hal ini mungkin harus kita pahami dulu. Memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang mudah bagi anak, jika di rumah ia terbiasa bisa bermanja-manja kepada orang tua, tentu hal itu tidak bisa dilakukan lagi di sekolah. Karena guru tentunya tidak bisa memperhatikan anak secara intensif dibandingkan orang tua. Apalagi anak harus bersaing dengan banyak anak lain seusianya untuk mendapatkan perhatian guru. Jadi banyaknya penyesuaian yang harus dialami anak merupakan salah satu penyebab kecemasan anak ketika akan masuk sekolah yang akhirnya kecemasan itu ditampilkan dengan menangis, menolak masuk ke dalam kelas, minta pulang, dan sebagainya.
Mengapa anak menunjukkan reaksi menangis ketika pertama kali masuk sekolah?Hal ini mungkin harus kita pahami dulu.Memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang mudah bagi anak.Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan:
v  Pertama, Bunda harus menerima kecemasan yang ditampilkan anak dengan tenang. Jangan sekali-kali mengkritik anak ketika mereka menangis atau mengamuk. Katakan pada anak “umi/abi sayang padamu”. Menemani anak dan anda tidak melakukan hal lain saja merupakan suatu isyarat bagi anak bahwa ia lebih penting dibandingkan apapun, apalagi jika anda mengatakan anda sayang dia.
v  Kedua, ajarkan anak relaksasi. Sederhana saja, anak diajarkan untuk menarik nafas panjang lewat hidung dalam 5 hitungan, lalu tahan 2 hitungan dan buang dari mulut dalam 5 hitungan. Ajarkan anak untuk melakukan ini setiap kali ia mengalami kecemasan. Agar anak terlatih, biasakan anak untuk melakukan ini 2 kali, di pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Bisa juga dilakukan sebelum pergi ke sekolah agar anak bisa lebih tenang ketika berada di sekolah.
v  Ketiga, setelah anak terbiasa melakukan relaksasi. Ajarkan anak untuk berbicara positif kepada dirinya sendiri, seperti “tenang, jangan menangis”; “semua akan baik-baik saja”; “santai”, dll. Metode ini merupakan cara anak bisa memberikan sugesti positif pada dirinya sendiri.
v  Keempat, pastikan anak tidur cukup di malam hari. Karena kurangnya jumlah jam tidur akan berpengaruh terhadap suasana hati anak ketika di sekolah. Usahakan anak sudah makan 1-2 jam sebelum tidur. Karena kalau terlalu dekat waktu makan dengan waktu tidur, otak masih aktif bekerja memerintahkan tubuh untuk mengolah makanan dan tidur menjadi kurang berkualitas. Selain itu, perbanyak makan protein di malam hari, agar anak dapat tidur lebih nyenyak.
Bunda, mudah-mudahan dengan menerapkan tips tersebut di atas, kecemasan yang ditampilkan anak ketika masuk sekolah bisa diatasi. Bersabarlah, karena mungkin anak akan menunjukkan reaksi seperti itu 2 minggu sampai dengan 1 bulan pertama. Jika keadaan ini terus berlanjut dan cara-cara di atas tidak bisa mengurangi kecemasan anak, Bunda bisa menghubungi ahli untuk mengurangi kecemasan yang ditampilkan anak.